A. MALARIA
Nyamuk Anopheles bisa menyebabkan penyakit malaria. Nyamuk ini suka menggigit dalam posisi menungging alias posisi badan, mulut, dan jarum yang dibenamkan ke kulit manusia dalam keadaan segaris. Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit jenis plasmodium ditandai demam berkala, menggigil dan berkeringat. Penyakit ini dapat mengakibatkan kematian bagi penderitanya.
Penyakit malaria menyebabkan penderita mengalami gejala demam, menggigil, arthralgia (sakit persendian), muntah-muntah, anemia, dan kejang. Dan mungkin juga rasa "tingle" di kulit terutama malaria yang disebabkan oleh P. falciparum. Komplikasi malaria termasuk koma dan kematian bila tak terawat; anak kecil lebih mungkin berakibat fatal.
B. TANAMAN OBAT MALARIA
1. Kina (Cinchona succirubra)
a. Nama Ilmiah
Cinchona succirubra Pavon et Klot.
Botani
Sinonim : Cinchona pubescens Vahl.
b. Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Bangsa : Rubiales Suku : Rubiaceae Marga : Cinchona Jenis : Cinchona succirubra Pavon et Klot.
c. Fasilitas
Habitus : Pohon, tinggi ± 17m. Batang : Woody, bulat, coklat , kehijauan. Daun : Tunggal, lonjong, hampir bulat, tepi rata-ujung dan pangkal tumpul, panjang 15-35 cm, lebar 9-23 cm, pertulangan menyirip, masih muda hijau setelah tuamerah.
Bunga : Majemuk, bentuk bintang, tangkai 5-11 cm, putih kekuningan,
kelopak bertaju lima, bagian pangkal menyatu, hijau, benang sari lima,
tangkai sari putih, kepala sari coklat, putik hijau, mahkota bentuk
tabung, ujung membesar coklat muda.
Buah : Kotak, lonjong, keras, coklat muda. Biji : Kecil, hitam, Akar : Tunggang, coklat keputihan.
d. Kandungan Kimia
Kulit batang kina mengandung alkaloida, saponin, flavonoida dan politenol.
e. Khasiat dan Cara pemakaian
Kulit batang kina berkhasiat sebagai obat malaria, penurun panas dan penambah
nafsu makan.
Untuk obat malaria dipakai ± 2 gram serbuk kulit batang kina, diseduh dengan
1 gelas air matang
panas setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum sehari dua kali sama banyak
pagi dan sor e.
2. Kina (Cinchona ledgeriana)
a. Nama Ilmiah
Cinchona ledgeriana Moens.

b. Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Bangsa : Rubiales Suku : Rubiaceae Marga : Cinchona Jenis : Cinchona ledgeriana Moens.
c. Fasilitas
Habitus : Pohon, tahunan, tinggi5-15cm. Batang : Woody, tegak, bercabang-cabang, hijaukecoklatan. Daun : Tunggal, bersilang, berhadapan, helaian bulat telur,
ujung tumpul, tepirata, pangka l runcing, panjang 10-35 cm,
lebar 5-25 cm, pertulangan menyirip, tangkai1-2, 5cm,
hijaukeunguan, hijau. Bunga : Majemuk, bentuk malai, di ketiak daun atau di ujung batang, kelopak ujungnya bertaju lima, runcing, kuning agak putih, benang sari putih, kepala sari kuning, tangkai puti k kuning kehijauan, kepala putik yang masih muda hijau selelah tua coklat, mahkota bentuk benang, putih kekuningan. Buah : Kotak, lonjong, panjang 1,5-2 cm, lebar 4-6 mm, coklat. Biji : Kecil, coklat. Akar : Tunggang , coklat.
d. Kandungan Kimia
Kulit batang kina mengandung alkaloida, saponin, flavonoida dan polifenol.
e. Khasiat dan Cara pemakaian
Kulit batang kina berkhasiat sebagai obat malaria, penurun panas dan penambah nafsu makan.
Untuk obat malaria dipakai ± 2 gram serbuk kulit batang kina, diseduh dengan 1 gelas airmatang
panas setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum sehari dua kali sama banyak pagi dan sore.
3. Ketepeng cina (Cassia alata L.)
a. Nama Daerah
Melayu : Daun
kupang Sunda : Ki manila Jawa : Tengah Ketepeng cina Madura : Acong-acong Ternate : Kupang-kupang Tidore : Tabakun
b. Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Bangsa : Resales Suku : Leguminosae Marga : Cassia Jenis : Cassia alata L.
c. Fasilitas
Habitus : Perdu, tinggi ± 5 m. Batang : Woody, bulat, percabangan simpodial, coklat kotor. Daun : Majemuk, menyirip genap,
anak daun delapan sampai dua puluh empat pasang,
bentuk bulat panjang, ujung tumpul, tepi rata,
pangkal membulat, panjang 3,5-15 cm, lebar 2,5-9 cm,
pertulangan menyirip, tangkaipendek, hijau. Bunga : Majemuk, bentuk tandan, kelopak berbagi lima,
benang sari tiga, kuning,daun peiindung pendek,
jingga, mahkota bentuk kupu-kupu, kuning. Buah : Polong, panjang, bersegi empat, panjang ± 18 cm,
lebar ± 2,5 cm, masih muda hijau setelah tua hitam
kecoklatan. Biji : Segitiga lancip, pipih, masih muda hijau setelah tua hitam. Akar : Tunggang, bercabang, bulat, kehitaman.
d. Kandungan Kimia
Daun ketepeng cina mengandung alkaloida, saponin, flavonoida, tanin dan antrakinon.
e. Khasiat dan cara pemakaiannya
Daun ketepeng cina berhasiat sebagai obat kudis dan obat malaria.
Untuk obat luka dipakai ± 10 gram daun segar ketepeng cina,
dicuci lalu ditumbu sampai lumat.
Kemudian tempelkan pada luka dan dibalut dengan kain bersih.
4. Ketepeng (Cassia tora L.)
a. Nama Daerah
Simalur : Idarang Melayu : Galenggang kecil Jawa Tengah : Ketepeng Sunda : Ketepeng leutik Timor : Pepo
b. Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Bangsa : Resales Suku : Leguminosae Marga : Cassia Jenis : Cassia tora L.
c. Fasilitas
Habitus : Perdu, tinggi 1-2 m. Batang : Woody, bercabang, hijau. Daun : Majemuk, menyirip genap, anak daun bulat telur,
tangkai pendek ujung meruncing, tepi rata,
pangkal membulat, panjang 4-10 cm, lebar 15 - 20 mm,
pertulangan menyirip, hijau. Bunga : Majemuk, bentuk tandan, di ujung batang atau di ketiak daun,
kelopak berbagi lima, panjang ± 1 cm, kuning kehijauan,
benang sari sepuluh, terdiri dari tiga lingkaran, lingkaran terluar
pendek, lingkaran tengah lebih panjang dan lingkaran dalam
terpanjang, menjepit tunas dan panjangnya sama, hijau kekuningan,
mahkota bulat telur, terdiri dari lima bagian, kuning. Buah : Polong, bertangkai, masih muda bagian tengah coklat tepi hijau,
setelah tua coklat. Biji : Pipih, diameter + 50 mm, masih muda hijau setelah tua coklat . Akar : Tunggang, coklat.
d. Kandungan Kimia
Daun ketepeng mengandung saponin, flavonoida dan polifenol.
e. Khasiat dan Cara pemakaiannya
Daun ketepeng berkhasiat sebagai obat kudis, obat malaria dan obat panu.
Untuk obat luka dipakai ± 10 gram daun segar ketepeng,
dicuci lalu ditumbuk sampai lumat, ditempelkan pada luka dan dibalut dengan kain bersih.
5. Anuma (Artemisia annua l )
a. Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Bangsa : Asterales Suku : Asteraceae Marga : Artemisia Jenis : Artemisia annua L
b. Fasilitas
Habitus : Terna, semusim, tinggi 30-100 cm Batang Tegak, bulat persegi, berwarna hijau kecoklatan Daun : Majemuk, bentuk oval, lonjong, panjang 10-18 cm,
lebar 6-15 cm, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi beringgir,
anak daun bentuk oval, tepibergerigi, pertulangan daun tegas,
warna ungu kehijauan, hijau Bunga : Majemuk, bentuk tandan, terletak di ujung batang,
panjang mencapai 30 cm, kelopak hijau, bentuk bintang,
berlekuk 5, mahkota halus mengelilingi cawan bunga
tempat benang sari dan putik, diameter 2-3 mm,
warna putih gading Biji : Bentuk lanset, kecil, berwarna coklat. Akar : Serabut, berwarna putih kekuningan
c. Ekologi dan Penyebaran
Merupakan tumbuhan liar di pinggir-pinggir jalan, kebun atau di hutan-hutan. Tumbuh di dataran menengah sampai pegunungan pada ketinggian 800 m sampai 2.300 m di atas permukaan laut.Berbunga pada bulan Juni-September. Waktu panen yang tepat pada bulan April-Mei.
d. Kandungan Kimia
Saponin, flavonoida, polyfenol dan minyak atsiri.
e. Khasiat dan Cara pemakaiannya
Anuma berkhasiat sebagai obat demam, anti-malaria, dan anti piretik. Untuk obat demam, dauntanaman Anuma segar sebanyak 30-60 gram, dicuci, direbus dengan 200 ml air sampai mendidih selama 15 menit, disaring, setelah dingin diminum sekaligus, dilakukansehari 2-3 kali. Sedangkan untuk obat sakit malaria, daun tanaman Anuma segar sebanyak 60 gram, dicucidirebus dengan 400 ml air sampai mendidih selama l 0 menit, disaring, setelah dingin diminum 2 kali sehari pagi dan sore.
6. JOHAR (Cassia siamea Lamk,)
a. Nama Lokal
Nama Simplisia : Cassiae siameae Folium; Daun Johar.
Sinonim : Cassia florida Valh .
b. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdo : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Caesalpiniaceae
Genus : Cassia
Spesies : Cassia florida Vahl.
c. Uraian:
Tanaman herba tahunan, menjalar. Batang bulat, menjalar, beruas-ruas, berlubang, gundul, bercabang, panjang sekitar 3 meter, warna hijau. Daun tunggal, berseling, bentuk lanset, ujung runcing, tepi rata, pangkal rompang, panjang 3-15 cm, lebar 1-9 cm, pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga tunggal, bentuk terompet, di ketiak daun, panjang 3-5 cm, diameter sekitar 5 cm, warna ungu. Buah kotak, bulat telur, gundul, diameter lebih kurang 1 cm, buah muda berwarna hijau pucat setelah tua berwarna cokelat.
d. Penyakit Yang Dapat Diobati:
Khasiat Antipiretik. PENELITIAN Salim Hanggara Purno, 1991. Fakultas Farmasi, UGM. Pembimbing: Drs. Wahyono, SU. Apt. dan Drs. Imono Argo Donatus, SU.Apt. Telah melakukan penelitian efek hipoglikemik air rebusan daun Johar, pada tikus putih jantan, dibandingkan dengan tolbutamid. Dari hasil penelitian tersebut, ternya ta air rebusan daun Johar dosis 2,5, 5,0, dan 10,0 g / kg bb mampu menurunkan LDDK (Luas daerah di bawah kurva) kadar glukosa darah terhadap kontrol negatif, pada kelompok tikus normal yang diberi beban glukosa (DMTTI - UTGO = Diabetes melitus tidak tergantung insulin. Uji toleransi glukosa oral). Pada kelompok tikus normal yang tidak diberi beban glukosa (DMTTI), air rebusan daun Johar dosis 10,0 g / kg bb mampu menurunkan LDDK kadar glukosa darah sebesar 15.06% terhadap kontrol negatif. C. Yudhi Setyandarta, 1993. Jurusan Farmasi, FMIPA UI. Telah melakukan penelitian pengaruh hepatoprotektif infus daun Johar pada tikus putih yang diberikan karbon tetraklorida. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata infus daun Johar memiliki pengaruh hepatoprotektif. Daun Johar mengandung senyawa yang dapat menghambat peningkatan aktivitas GPT-plasma dan kerusakan jaringan hati akibat CC14 dan ada hubungan antara dosis dan efek.Aan Risma Uli N., 1994. Jurusan Farrnasi, FMIPA UI. Telah melakukan penelitian pengaruh antimikroba dari infus daun Johar terhadap beberapa bakteri dan Jamur penyebab penyakit kulit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata infus daun Johar memiliki pengaruh antibakteri terhadap Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, dan Proteus.vulgaris, tetapi tidak menunjukkan aktivitas antijamur terhadap Candida albicans, Trichophyton mentagrophytes dan Microsporum canis.
e. Pemanfaatan:
Bagian yang Digunakan
Daun muda.
f. Kegunaan
1. Demam.
2. Diabetes.
3. Malaria.
4. Tonik.
5. Luka (obat luar).
g. Kasiat dan Cara pemakaian
Kencing Manis dan Malaria
Ramuan:
Daun Johar segar 1 genggam
Air 220 ml
Cara pembuatan:
Dibuat infus.
Cara pemakaian:
Diminum 2 hari sekali 200 ml. Lama pengobatan: Diulang selama 7 hari. Selanjutnya dosis dikurangi, 1 kali sehari 100 ml.
h. Peringatan
Bagi yang rentan, hati-hati penggunaan simplisia ini. Simplisia mengandung bahan beracun (alkaloid).
i. Komposisi:
Daun: Barakol, alkaloid, flavoniod, steroida antrakinon, dan tanin. Kulit akar: Lupeol, betalin, dan diantrakinon. Biji: Minyak lemak dan sitosterin.
7. MENIRAN (Phyllanthus niruri)
a. Nama Lokal:
Child pick a back (Inggris), Kilanelli (India), Meniran (Jawa); Zhen chu cao, Ye xia zhu (Cina), Gasau madungi (Ternate); Nama Lokal:
Child pick a back (Inggris) , Kilanelli (India), Meniran (Jawa); Zhen chu cao, Ye xia zhu (Cina), Gasau madungi (Ternate).
Sinonim:
Phylanthus alatus, Bl. P. cantonensis, Hornem. P. echinatus, Wall. P. lepidocarpus Sieb.et Zucc P. leprocarpus, Wight.
b. Uraian:
Morfologi Meniran: Batang: Berbentuk bulat berbatang basah dengan tinggi kurang dari 50 cm. Daun: Memiliki daun yang bersirip genap setiap satu tangkai daun terdiri dari daun majemuk yang memiliki ukuran kecil dan berbentuk lonjong. Bunga: Ada pada ketiak daun menghadap kearah bawah. Syarat Tumbuh: Meniran tumbuhan berasal dari daerah tropis yang tumbuh liar di Hutan-hutan, ladang-ladang, Kebun-kebun maupun pekarangan halaman rumah, pada umumnya tidak dipelihara, karena dianggap tumbuhan rumput biasa. Meniran tumbuh subur ditempat yang lembab pada dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut.
c. Mamfaat
Untuk mengobati malaria, siapkan setengah genggam daun meniran,
cuci bersih lalu rebus dengan air bersih sebanyak 3 gelas.
Biarkan mendidih hingga tinggal tigaperempat bagian.
Sesudah dingin, saring lantas minum 3 kali sehari sebanyak tigaperempat gelas.
Bila perlu tambahkan sedikit madu.
d. Takaran Resep lainnya, sediakan 7 batang lengkap tanaman meniran, 5 biji bunga cengkeh kering, dan 1 potong kayu manis. Semuanya dicuci bersih, lalu ditumbuk halus dan direbus dengan 2 gelas air bersih sampai mendidih. Saringlah, lalu silakan diminum 2 kali sehari pagi dan sore.
8. PEPAYA (Carica papaya L)
a. Kandungan
Tanaman pepaya sungguh kaya gizi dan kandungan zat-zat lainnya. Daun pepaya mengandung enzym papain, alkaloid karpaino, psudo-karpaina, glikosid, karposid dan saponin, sakarosa, dekstrosa, dan levulosa. Sedangkan buahnya mengandung karoten, pectin, d-galaktosa, papain, dan sebagainya. Sementara biji pepaya memiliki glukosida, cacirin, dan karpain. Getahnya mengandung papain, kemokapain, lisosim, lipase, glutamin, dan sklotransferase.
b. Kasiat dan Cara pemakaiannya
Untuk mengobati malaria, ambil daun pepaya agak muda dan masih segar sebanyak setengah gelas minum. Cuci bersih lalu giling sampai halus, tambahkan tigaperempat cangkir air masak dan sedikit garam. Peras, lalu saring dan minum 3 kali sehari.
9. brotowali (Tinospora crispa)
a. Karakteristik
Tanaman brotowali (Tinospora crispa) hidupnya merambat. Batangnya berwarna hijau, penuh benjolan, dan banyak mengandung air.Daun berbentuk hati berwarna hijau muda.Bunga bermahkota 6 berwarna hijau muda.Buah berwarna hijau.
b. Konten
Batang brotowali mengandung glikosida pikroretosid, alkaloid berberina, palmatina, zat pahit pikroretin, dan hars.
c. Cara pemakaian dan Takaran
B atang brotowali terasa amat pahit, bahkan binatang pun enggan menyentuhnya. Mereka yang belum biasa menikmati brotowali, bisa jadi akan muntah karena pahitnya. Untuk itu, tambahkan gula pada ramuan brotowali.
Dibutuhkan tiga perempat jari batang brotowali segar. Potong batang seperlunya lalu rebus di dalam 4,5 gelas minum air. Biarkan mendidih hingga sisanya tinggal separuh. Air rebusan disaring, tambahkan pemanis gula. Saban hari, penderita malaria dianjurkan menenggak tiga kali, dan masing-masing tigaperempat gelas minum.
10. Tanaman Artemisia Penakluk Penyakit Malaria
Penyakit malaria yang disebabkan oleh Plasmodium spp, ditularkan oleh nyamuk Anopheles spp, merupakan penyakit yang sangat ganas di Indonesia dan negara lainnya, khususnya di Asia dan Afrika. Peningkatan kasus serangannya meningkat dari waktu ke waktu karena sampai saat ini belum ditemukan vaksinnya. Di Indonesia, jumlah kasus yang terjadi pada tahun 1967 sebanyak 16.000 kasus malaria per juta penduduk menjadi 31.000 kasus malaria per juta penduduk pada tahun 2001.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi resistensi (kekebalan) padaPlasmodium (penyebab penyakit malaria) terhadap beberapa obat, di antaranya terhadap quinine yang berasal dari tanaman kina yang telah digunakan lebih dari 20 tahun di Indonesia.Artemisia annua L, dengan kandungan utamanya artemisinin, merupakan tanaman subtropis yang berasal dari daerah Cina dan menyebar ke Vietnam dan Malaysia. Artemisia merupakan salah satu alternatif obat malaria yang telah digunakan di berbagai negara di dunia, terutama di Afrika dan Asia.
Hasil penelitian tahun 1972 di Cina telah menemukan bahwa Artemisia mengandung bahan aktif utama, yaitu artemisinin; dan bahan lainnya di antaranya artesunate dan artemether yang sangat efektif terhadap Plasmodium falciparum, yaitu penyebab penyakit malaria. Rasanya yang pahit sebagai akibatdar i konten absinthin dan anabsinthin. Di alam hasil artemisinin bervariasiantara 0,1-1,8 persen. Di Vietnam harga artemisinin dapat mencapai 0,5-0,9 persen.
a. Konten "artemisinin"
Daun Artemisia mengandung sekitar 89 persen dari total artemisinin yang terkandung pada tanaman yang tersebar di 1/3 daun bagian atas (41,7 persen); 1/3 bagian tengah (25 persen) dan 1/3 bagian bawah (22,2 persen).
Pendapat lainnya mengatakan bahwa pada bunganya kandungan artemisinin cukup tinggi, bahkan dapat disetarakan dengan daun. Minyak atsirinya (essential oil) tersebar di 1/3daun bagian atas (36 persen); 1/3 daun bagian tengah (47 persen) dan 1/3 daun bagianbawah (17 persen). Minyak atsirinya mengandung sedikitnya 40 komponen yang bersifat volatile (menguap) di mana salah satu komponen utamanya adalah thujone (70 persen).
b. Fungsi
Fungsi dari thujone salah satunya bersifat sebagai antioksidan, serta antimikroba dan antijamur.Dosis optimal artemisinin untuk mengobati penderita malaria adalah antara 50-70 mg per kg berat badan per hari yang dikonsumsi dua kali sehari, yang diberikan selama tiga sampai lima hari, terbukti efektif menanggulangi malaria.
c. Cara pemakaiannya
Pemakaian herbal (diseduh seperti teh) dengan takaran 5-9 g herbal per liter air per hari yang dikonsumsi selama 7 hari menunjukkan kemanjurannya dalam menanggulangi pasien malaria dengan tingkat keberhasilan mencapai 74 persen. Suhu badan penderita malaria normal dalam waktu 72 jam (tiga hari).
Selain itu, WHO menekankan bahwa seseorang yang terkena malaria harus diobati secara tuntas. Sebab, tidak tuntasnya pengobatan merupakan salah satu penyebab terjadinyakekebalan pada penyakit malaria. Meskipun sampai saat ini belum dilaporkan adanya kekebalan terhadap artemisinin, hal ini perlu diantisipasi karena tidak mudah menemukan obat malaria lain apabila malaria pun telah kebal terhadap artemisinin.
d. Dampak negatif
Hingga saat ini dampak negatif dari penggunaan Artemisia sebagai obat malaria belum banyak ditemukan. Meski demikian, artemisinin dapat meningkatkan produksi asam lambung sehingga perlu hati-hati bagi pasien penderita mag (gangguan pencernaan).Selain itu, penggunaannya juga sangat dilarang untuk wanita hamil karena salah satu sifat dari artemisinin adalah merangsang menstruasi sehingga dikhawatirkan dapat mengakibatkan keguguran.
11. S ambiloto (Andrographis paniculata, Nees)
a. Karakteristik
Tanaman terna ini tumbuh lurus dengan banyak cabang. Tingginya cuma 50 - 80 cm. Daunnya terbukti tidak beracun dan memiliki sifat antipiretik (menghilangkan demam). Sifat antipiretik inilah yang bisa membantu penderita malaria dalam melawan penyakitnya. . Tinggi pohon ini bisa mencapai 25 m dengan diameter batang 40 - 60 cm. Di Jawa, pulai umumnya ditemukan di daerah berketinggian di bawah 900 m di atas permukaan laut. Bagian tanaman yang digunakan bukan lagi daunnya, tapi kulit pohonnya. Rasa bagian pohon ini pahit dan tak berbau. Di dalamnya terkandung senyawa alkaloid. Air dari seduhan kulit tanaman ini terbukti tidak beracun. Secara in vitro (di dalam tabung percobaan) terbukti ekstraknya bersifat plasmodicide pada konsentrasi 10 - 100 mikrogram / mikroliter. Apakah alkaloid yang dikandungnya bersifat plasmodicide, belum terbukti.
b. Kasiat dan Cara pemakaiannya
Daun sambiloto bisa digunakan sebagai obat oral tunggal tradisional. Setiap kali hendak menggunakannya diperlukan sekira setengah genggam daun sambiloto segar. Bahan itu dicuci, direbus dengan tiga gelas minum air bersih sampai tersisa sekira 3/4 bagiannya. Setelah disaring dan ditambahi madu (kalau dirasa perlu), air rebusan sudah siap dijadikan obat tradisional untuk malaria. Dalam sehari penderita dianjurkan meminumnya tiga kali, masing-masing sebanyak tiga perempat gelas minum.PulaiKalau di dekat rumah tumbuh pohon pulai (Alstonia scholaris R. Br.), Ada baiknya tanaman ini yang dipilihUntuk menggunakannya sebagai obat tradisional malaria, diperlukan kulit batangnya sebesar tiga jari. Kulit itu direbus di dalam tiga gelas minum air bersih sampai tersisa sekira setengahnya. Setelah disaring dan diberi pemanis berupa gula atau madu, air rebusan tsb. sudah bisa diminum sebagai obat tradisional. Sekali minum cukup 3/4 gelas dan dalam sehari penderita dianjurkan meminumnya tiga kali Johar.
12. BIDARA LAUT
a. Nama Latin: Strychnos Ligustrina Bl.
Nama lokal: Kayu ular, Bidara pahit, Bidara puutih,
Bidara laut, WIDORO laut, WIDORO putih, Bidara gunong.
b. Diskripsi tanaman
Tanaman herbal ini termasuk tanaman semak, tinggi tanaman sekitar 1 m. Tanaman ini kecil biasanya setinggi jeruk nipis. Jenis Tanaman ini banyak terdapat dipulau Timor, Roti, Wetar dan pulau-pulau disekitarnya. Tumbuh juga di pulau jawa, Bali, Bima. Tanaman bidara laut tumbuh baik didaerah yang kering, banyak batunya, tidak jauh dari pantai. Juga tumbuh liar dihutan dan juga dipegunungan. Semua bagian tanaman ini baik buahnya, kulit akarnya, bagian bawah pokoknya serta daunnya merasa pahit.
c. Karakteristik tanaman herbal bidara laut:
Pohon tanaman : Tidak lebih besar dari paha orang dewasa. Permukaan tidak rata.
Kayu : Berwarna kuning pucat, keras dan kuat.
Untuk bagian bawah pokoknya dan akarnya
berwarna lebih kuning sampai berwarna sawo matang.
Juka dibelah, terlihat bekas pebuluh tapis yang berwarna putih dan berkilau.
Kulit : Ada lapisan gabus dan berwarna merah.
d. Kandungan dan Manfaat
Kandungan zat berkhasiat Bidara Laut: Dalam tanaman bidara laut ini ada kandungan zat berkhasiat Strychnos alkaloida (Brucine, strichnine). Karena konten zat berkhasiat tersebut makan tanaman ini banyak dimanfaatkan untuk bahan dasar pengobatan herbal. B iji dan kayu tanaman ini mengandung zat alkaloida yang memiliki daya mikroba. Selain itu, zat tanin, galat, steroid, triperpoid bermanfaat sebagai penurun panas, melancarkan air seni, dan antiradang.
a. Kegunaan:
1). Diabetes Jemur dan tumbuk sampai halus 10 g kayu bidara laut, 10 g sambiloto,
10 g kumis kucing, 10 g kayu pule. Minum bubuk ramuan ini 2x sehari,
yakni pagi dan sore sebanyak 1 sendok teh. Catatan: Saat minum, dapat dicampur dengan sedikit air
seperti minum puyer. 2
). Malaria Tumbuk 3 - 4 g kayu bidara laut kering lalu seduh dengan
1 cangkir air panas. Minum 1x sehari. 3
). Menambah nafsu makan
J ari kayu bidara laut + sedikit garam direbus dengan 1 I air
sampai airnya tinggal setengah. Minum ramuan ini 3x sehari
masing-masing 1/3 gelas selama 1 minggu. 4
). Jerawat
Sama dengan resep no. 2. Tapi, ramuan harus diembunkan selama 1 malam.
Lalu, minum ramuan ini keesokan harinya sebelum makan.
Air ramuan ini juga baik untuk mengompres jera wat.
5). Digigit ular: Taburkan bubuk kayu bidara laut pada luka gigitan ular.